SYOK SEPSIS
A. Definisi
Sepsis
adalah suatu keadaan ketika mikroorganisme menginvasi tubuh dan menyebabkan
respon inflamasi sitemik. Respon yang ditimbulkan sering menyebabkan penurunan
perfusi organ dan disfungsi organ. Jika disertai dengan hipotensi maka
dinamakan Syok sepsis. ( Linda D.U, 2006)
Syok septik
adalah syok yang disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas yang merupakan
bentuk paling umum syok distributif. Pada kasus trauma, syok septik dapat
terjadi bila pasien datang terlambat beberapa jam ke rumah sakit. Syok septik
terutama terjadi pada pasien-pasien dengan luka tembus abdomen dan kontaminasi
rongga peritonium dengan isi usus.
B. Etiologi
Mikroorganisme
penyebab syok septik adalah bakteri gram negatif.
Ketika mikroorganisme menyerang jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu
respon imun. Respon imun ini membangkitkan aktivasi berbagai mediator kimiawi
yang mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok, yaitu peningkatan
permeabilitas kapiler, yang mengarah pada perembesan cairan dari kapiler dan
vasodilatasi.
Bakteri
gram negatif menyebabkan infeksi sistemik yang mengakibatkan kolaps
kardiovaskuler. Endotoksin basil gram negatif ini menyebabkan vasodilatasi
kapiler dan terbukanya hubungan pintas arteriovena perifer. Selain itu, terjadi
peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas vaskuler karena
vasodilatasi perifer menyebabkan terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan
peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan kehilangan cairan intravaskuler
ke intertisial yang terlihat sebagai udem. Pada syok septik hipoksia, sel yang
terjadi tidak disebabkan oleh penurunan perfusi jaringan melainkan karena
ketidakmampuan sel untuk menggunakan oksigen karena toksin kuman. Gejala syok
septik yang mengalami hipovolemia sukar dibedakan dengan syok hipovolemia
(takikardia, vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0.5 cc/kg/jam, tekanan
darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien-pasien sepsis
dengan volume intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai gejala
takikardia, kulit hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan tekanan nadi yang
melebar.
C. Manifestasi klinis
Pertanda
awal dari syok septik sering berupa penurunan kesiagaan mental dan kebingungan,
yang timbul dalam waktu 24 jam atau lebih sebelum tekanan darah turun. Gejala
ini terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak.
Curahan darah dari jantung memang meningkat, tetapi pembuluh darah melebar sehingga tekanan darah turun. Pernafasan menjadi cepat, sehingga paru-paru mengeluarkan karbondioksida yang berlebihan dan kadarnya di dalam darah menurun.
Curahan darah dari jantung memang meningkat, tetapi pembuluh darah melebar sehingga tekanan darah turun. Pernafasan menjadi cepat, sehingga paru-paru mengeluarkan karbondioksida yang berlebihan dan kadarnya di dalam darah menurun.
Gejala awal
berupa menggigil hebat, suhu tubuh yang naik sangat cepat, kulit hangat dan
kemerahan, denyut nadi yang lemah dan tekanan darah yang turun-naik. Produksi
air kemih berkurang meskipun curahan darah dari jantung meningkat. Pada stadium
lanjut, suhu tubuh sering turun sampai dibawah normal.
Bila syok
memburuk, beberapa organ mengalami kegagalan:



D. Patofisiologis
Infeksi sistemik yang terjadi
biasanya karena kuman Gram negatif yang menyebabkan kolaps kardiovaskuler.
Endotoksin basil Gram negatif ini menyebabkan vasodilatasi kapiler dan
terbukanya hubungan pintas arteriovena perifer. Selain itu, terjadi peningkatan
permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas vaskuler karena vasodilatasi
perifer menyebabkan terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan peningkatan
peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan kehilangan cairan intravaskuler
ke intertisial yang terlihat sebagai udem. Pada syok septik hipoksia, sel yang
terjadi tidak disebabkan oleh penurunan perfusi jaringan melainkan karena
ketidakmampuan sel untuk menggunakan oksigen karena toksin kuman. Gejala syok
septik yang mengalami hipovolemia sukar dibedakan dengan syok hipovolemia
(takikardia, vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0.5 cc/kg/jam, tekanan
darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien-pasien sepsis
dengan volume intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai gejala
takikaridia, kulit hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan tekanan nadi
yang melebar.
E. Pemeriksaan diagnostic
1. Biakan: dari darah, sputum, urine,
luka operasi atau non operasi dan aliran invasif (selang atau
kateter) hasil positip tidak perlu untuk diagnosis.
2. Lekositosis atau
lekopenia, trombositopenis, granulosit toksik, CRP (+), LED meningkat dan hasil
biakan kuman penyebab dapat (+) atau (-).
3. Gas-gas darah arteri: alkalosis
respiratorik terjadi pada sepsis (PH > 7,45, PCO2 < 35)
dengan hipoksemia ringan (PO2 < 80)
F. Penatalaksanaan
Pasien
dengan syok septic memerlukan pemantauan cepat dan
agresif serta penatalaksanaan dalam unit perawatan kritis
penatalaksanaannya melibatkan seluruh sistem organ yang memerlukan pendekatan
tim dari bebagai disiplin antara lain:

Identifikasi dan singkirkan sumber
infeksi
Multipel antibiotik spektrum luas

Pulihkan volume intra vaskuler
Pertahankan curah jantung yang adekuat
Pastikan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
Berikan lingkungan metabolik yang sesuai

Anti histamin
Nalokson
Inhibitor neutrofil
Inhibitor prostagladin (obat-obat anti inflamatori
nonsteroidal)
Steroid
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
Selalu
menggunakan pendekatan ABCDE.

Yakinkan kepatenan jalan napas
Berikan alat bantu napas jika perlu
Jika terjadi penurunan fungsi
pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa segera mungkin ke ICU

Kaji jumlah pernapasan lebih dari 24
kali per menit merupakan gejala yang signifikan
Kaji saturasi oksigen
Periksa gas darah arteri untuk
mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan asidosis
Berikan 100% oksigen melalui non
re-breath mask
auskulasi dada, untuk mengetahui
adanya infeksi di dada
Periksa foto thorak

Kaji denyut jantung, >100 kali
per menit merupakan tanda signifikan
Monitoring tekanan darah, tekanan
darah <>
Periksa waktu pengisian kapiler
Pasang infuse dengan menggunakan
canul yang besar
Berikan cairan koloid –
gelofusin atau haemaccel
Pasang kateter
Lakukan pemeriksaan darah
lengkap.
Catat temperature,
kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang dari 360C
Siapkan pemeriksaan urin
dan sputum
Berikan antibiotic
spectrum luas sesuai kebijakan setempat.

Bingung
merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal sebelumnya tidak
ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.

Jika sumber
infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan dan
tempat sumber infeksi lainnya.
2. Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas dan istirahat
Subyektif : Menurunnya tenaga/kelelahan dan insomnia
b. Sirkulasi
- Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary, fenomena
embolik (darah, udara, lemak)
- Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya
hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock)
- Heart rate : takikardi biasa terjadi
- Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat terjadi
disritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normal
- Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis biasa terjadi (stadium lanjut)
c. Integritas Ego
- Subyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan kematian
- Obyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan mental.
d. Makanan/Cairan
- Subyektif : Kehilangan selera makan, nausea
- Obyektif : Formasi edema/perubahan berat badan, hilang/melemahnya bowel
sounds
e. Neurosensori
- Subyektif atau Obyektif : Gejala truma kepala, kelambatan mental, disfungsi
motorik
f. Respirasi
- Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal
diffuse, kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger”
- Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
g. Rasa Aman
- Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah,
episode anaplastik
h. Seksualitas
- Subyektif atau obyektif : Riwayat kehamilan dengan komplikasi eklampsia
B. Diagnosa keperawatan
b. Ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 , edema
paru.
c. Penurunan curah jantung berhubungan
dengan perubahan afterload dan preload.
d. Hipertermi berhubungan dengan proses
infeksi
e. Ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer berhubungan dengan cardiac output yang tidak mencukupi.
f. Intoleransi aktivitas berhubungan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
g. Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan.
C. Intervensi
a. Ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
O2 edema paru.
Tujuan & Kriteria hasil
( NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama ... x 24 jam . pasien akan :
TTV dalam rentang normal
Menunjukkan jalan napas yang paten
Mendemostrasikan suara napas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dypsneu.
|
Airway
Managemen :
Buka jalan nafas
Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi ( fowler/semifowler)
Auskultasi suara nafas , catat
adanya suara tambahan
Identifikasi pasien
perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
Monitor respirasi dan status O2
Monitor TTV.
|
b. Penurunan curah jantung berhubungan
dengan perubahan afterload dan preload.
Tujuan & Kriteria hasil
( NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam . pasien akan :
Menunjukkan TTV dalam rentang
normal
Tidak ada oedema paru dan tidak
ada asites
Tidak ada penurunan kesadaran
Dapat mentoleransi aktivitas dan
tidak ada kelelahan.
|
Cardiac
care :
catat adanya tanda dan gejala
penurunan cardiac output
monitor balance cairan
catat adanya distritmia jantung
monitor TTV
atur periode latihan dan istirahat
untuk menghindari kelelahan
monitor status pernapasan yang
menandakan gagal jantung.
|
c. Hipertermi berhubungan dengan proses
infeksi.
Tujuan & Kriteria hasil
( NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama ... x 24 jam . pasien akan :
Suhu tubuh dalam rentang normal
Tidak ada perubahan warna kulit
dan tidak ada pusing
Nadi dan respirasi dalam rentang
normal
|
Fever
Treatment :
Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.
Beri kompres hangat pada bagian lipatan tubuh ( Paha dan aksila ).
Monitor intake dan output
Monitor warna dan suhu kulit
Berikan obat anti piretik
Temperature
Regulation
Beri banyak minum ( ± 1-1,5 liter/hari) sedikit tapi sering
Ganti pakaian klien dengan bahan
tipis menyerap keringat.
|
d. Ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer berhubungan dengan cardiac output yang tidak mencukupi.
Tujuan & Kriteria hasil
( NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam . pasien akan :
Tekanan sisitole dan diastole
dalam rentang normal
Menunjukkan tingkat kesadaran yang
baik
|
Management
sensasi perifer:
Monitor tekanan
darah dan nadi apikal setiap 4 jam
Instruksikan keluarga untuk mengobservasi
kulit jika ada lesi
Monitor adanya daerah tertentu
yang hanya peka terhadap panas atau dingin
Kolaborasi obat antihipertensi.
|
e. Intoleransi aktivitas berhubungan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Tujuan & Kriteria hasil
( NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam . pasien akan :
Berpartisipasi dalam aktivitas
fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah nadi dan respirasi
Mampu melakukan aktivitas
sehari-hari secara mandiri
TTV dalam rentang normal
Status sirkulasi baik
|
Activity
Therapy
Kaji hal-hal yang mampu dilakukan
klien.
Bantu klien memenuhi kebutuhan
aktivitasnya sesuai dengan tingkat keterbatasan klien
Beri penjelasan tentang hal-hal
yang dapat membantu dan meningkatkan kekuatan fisik klien.
Libatkan keluarga dalam pemenuhan
ADL klien
Jelaskan pada keluarga dan klien
tentang pentingnya bedrest ditempat tidur.
|
f. Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan.
Tujuan & Kriteria hasil
( NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam . pasien akan :
Mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas
TTV normal
Menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas.
|
Anxiety
Reduction
Kaji tingkat kecemasan
Jelaskan prosedur pengobatan perawatan.
Beri kesempatan pada keluarga
untuk bertanya tentang kondisi pasien.
Beri penjelasan tiap prosedur/
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien dan manfaatnya bagi pasien.
Beri dorongan spiritual.
|
DAFTAR PUSTAKA






Komentar
Posting Komentar